bioteknologi meyakinkan bahwa seluruh benih
transgenik yang dipasarkan sudah melalui berbagai tahap percobaan. Jadi
masyarakat tidak perlu khawatir terhadap dampak lingkungan dan kesehatan yang
akan muncul. Namun keyakinan serupa ternyata tidak dimiliki oleh para aktivis
lingkungan dan mereka yang concern terhadap masalah lingkungan. Pesimisme ini
muncul setelah tidak ada penjelasan transparan tentang resiko yang menyertai
pelepasan benih transgenik ini ke alam bebas
.
Pada kesempatan kali ini, kami akan mengulas
cara budidaya padi organik dengan metode System of Rice Intensification (SRI).
Metode ini merupakan suatu inovasi dalam teknik budidaya padi. Di beberapa
tempat, SRI dilaporkan telah berhasil meningkatkan produktivitas padi hingga
dua kali lipat.
SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar
oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis. Dia
mempublikasikan metode temuannya pada tahun 1983. Oleh penemunya, metodologi
ini disebut Ie Systme de Riziculture Intensive (bahasa Perancis).
Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
Pada tahun 1994 sebuah lembaga swadaya
masyarakat bernama Tefy Saina dan Cornel International
Institute for Food and Agriculture Development (CIIFAD) mulai
bekerjasama dalam pengembangan SRI. Dengan bantuan CIIFAD, metode SRI menyebar
ke negara lain. Nanjing Agricultural University di Cina dan Agency
for Agriculture Research and Development (AARD ) melakukan percobaan
pertama di luar Madagaskar pada tahun 1999.
Apa hubungan
SRI dengan budidaya padi organik?
Beberapa praktek di berbagai negara menemukan
bahwa metode SRI berhasil menekan serendah mungkin input produksi. Hal
ini sejalan dengan upaya para aktivis pertanian organik untuk mengolah tanah
secara berkelanjutan. Hasilnya, ditemukan hubungan konservasi air pada sistem
budidaya padi SRI dengan upaya konservasi tanah yang dianut pada budidaya padi
organik. Saat ini, banyak para petani organik yang menerapkan budidaya padi
dengan metode SRI.
Pola pertanian padi SRI organik merupakan perpaduan
antara metode budidaya padi SRI yang pertamakali dikembangkan di Madagaskar,
dengan metode budidaya padi organik dalam praktek pertanian organik. Metode ini
akan meningkatkan fungsi tanah sebagai media tumbuh dan sumber nutrisi tanaman.
Dengan sistem SRI organik daur ekologis akan berlangsung dengan baik karena
memanfaatkan mikroorganisme tanah secara natural. Pada gilirannya keseimbangan
ekosistem dan kelestarian lingkungan akan sellalu terjaga. Di sisi lain, produk
yang dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari
paparan zat kimia berbahaya.
Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan
sehingga daur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan
memanfaatkan mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk
nutrisi tanaman. Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat
tetap terjaga dengan baik, demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan,
yang notabene lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia
berbahaya.
Pemilihan metode budidaya padi organik secara
SRI bisa menghasilkan produk akhir berupa beras organik yang memiliki kualitas
tinggi sebagai beras sehat, dilihat dari beberapa aspek berikut:
- Aspek lingkungan, dengan menghilangkan penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia dan manajemen penggunaan air yang terukur secara tidak langsung telah membantu mengkonservasi lingkungan.
- Aspek kesehatan, bagi konsumen produk yang dihasilkan akan lebih sehat dan menyehatkan, karena tidak terkandung residu zat kimia berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit dalam tubuh manusia.
- Produktivitas tinggi, bagi produsen atau petani, penerapan metode ini bisa meningkatkan hasil panen yang pada giliranya menghasilkan keuntungan maksimal.
- Kualitas yang tinggi, produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan produk konvensional, sehingga harganya pun tentunya akan lebih baik.
Prinsip
budidaya padi organik SRI
- Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit masih berdaun 2 helai
- Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak minimal 25 cm persegi
- Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus
- Penanaman padi dengan perakaran yang dangkal
- Pengaturan air, pemberian air maksimal 2 cm dan tanah tidak diairi secara terus-menerus sampai terendam dan penuh, namun hanya lembab (irigasi berselang atau terputus)
- Peningkatan aerasi tanah dengan penggemburan atau pembajakan
- Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
- Menjaga keseimbangan biota tanah dengan menggunakan pupuk organik
Keunggulan
budidaya padi organik SRI
- Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi terputus)
- Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg per hektar. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang, dll.
- Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 – 12 hari setelah semai, dan waktu panen akan lebih awal
- Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton per hektar
- Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan mikro-oragisme lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
Tabel 1. Perbanding metode SRI organik
dengan sistem konvensional
|
|||
No
|
Komponen
|
Sistem Konvensional
|
Sistem SRI organik
|
1
|
Kebutuhan benih
|
30-40 Kg/Ha
|
5-7 Kg/Ha
|
2
|
Pengujian Benih
|
Tidak dilakukan
|
Dilakukan pengujian
|
3
|
Umur persemaian
|
20-30 HSS
|
7-10 HSS
|
4
|
Pengolaham tanah
|
2-3 kali (stuktur lumpur)
|
3 kali (struktur lumpur &
rata)
|
5
|
Jumlah Tanaman/lubang
|
Rata-rata 5 pohon
|
1 pohon/lubang
|
6
|
Posisi akar waktu tanam
|
Tidak teratur
|
Pasisi akar horizontal (L)
|
7
|
Pengairan
|
Terus digenangi
|
Tidak digenangi hanya lembab ,
Disesuaikan
|
8
|
Pemupukan
|
Mengutamakan pupuk kimia
|
kebutuhan hanya dengan pupuk
organic
|
9
|
Penyiangan
|
Diarahkan pada pemberantasan gulma
|
Diarahkan pada pengelolaan
perakaran
|
10
|
Rendemen
|
50-60%
|
60-70%
|
Ref : http://alamtani.com/budidaya-padi-organik-metode-sri.html
0 komentar:
Posting Komentar