Sebanyak 44,63 persen dari 80.000 guru di NTT masih
berijasah SMA
KUPANG – Hingga saat ini, kualitas pendidikan di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tergolong rendah dibandingkan dengan provinsi
lain di Indonesia. Ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT,
Sinun Petrus Manuk.
"Kita akan terus merumuskan berbagai kebijakan untuk
memperbaiki masalah pendidikan di NTT," kata Sinun, Minggu (4/5).
Ia menjelaskan, yang menjadi kendala utama kemerosotan
kualitas pendidikan di NTT adalah kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga
pendidik. Saat ini, 44,63 persen dari 80.000 guru di NTT masih berijasah SMA.
Alhasil, transformasi pendidikan di NTT belum bisa dikatakan berkembang.
Kendala lainnya adalah penyerapan tenaga guru yang tidak
berimbang antara daerah perkotaan dan pedesaan. Di daerah pedesaan, satu guru
bisa mengajar lima kelas untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) karena kekurangan
guru. Sementara, di daerah perkotaan, jumlah guru malah lebih banyak.
Walaupun demikian, pihaknya, kata Sinun, akan terus berupaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan di NTT dengan cara menyekolahkan tenaga
pendidik yang masih
berijasah SMA ke tingkat yang lebih tinggi. Juga terus
berupaya memenuhi kekurangan tenaga guru di setiap daerah.
"Sehingga penerapan dan penyerapan ilmu di lapangan,
bisa berjalan seimbang," kata dia.
Provinsi NTT termasuk daerah dengan tingkat kelulusan
terendah Ujian Nasional tingkat SMA/MA/SMK Tahun Ajaran 2012/2013. Namun, Sinun
optimistis hasil UN 2013-2014 ini akan menggembirakan atau lebih baik dari
tahun silam.
Dan pada hasil UN tahun ini 2014 NTT tidak lagi berada pada posisi akhir, ada peningkatan yang tadinya dibawah sekarang naik level 3 angka dari bawah. itu terbukti dari lulusan smp/sma.
Sumber : Sinar Harapan
0 komentar:
Posting Komentar